Aku akui, aku pernah menjadi lelaki yang tak laku. Untungnya, Dewi Martha Indria (Ita), mau menikah denganku. Itu 11 tahun yang lalu.
Meski, sebenarnya aku bisa menikah karena dijodohkan. Iya, dijodohkan! Tapi aku merasa dipertemukan jodoh yang tepat. Menutupi kekuranganku. Menggenapiku.
Kuakui, perjalanan untuk menemukan jodoh tidaklah mudah. Berkali-kali lebaran, aku harus mengelus dada setiap sanak kerabat bertanya, “mana calonmu?”
Aku tak bisa menjawab pertanyaan mereka. Aku hanya bisa berusaha, juga dengan doa, khususnya sholat istikharah. Ya, setidaknya aku sudah berkali-kali berusaha.
Pernah, aku suka teman seangkatan kuliah. Sebut saja inisial namanya SMU. Berkali-kali sholat istikharah, hasilnya selalu tak menentu. Cenderung negatif.
Pernah juga, aku suka adik kelas saat kuliah. Inisialnya FF. Sekali sholat istikharah, hasilnya negatif: mengenai istri Nabi Luth yang “minal ghobirin”. Kutafsir, kalau menikah dengannya aku akan ditinggalkan. Ternyata tafsirku salah. Tak lama setelah istikharah, FF nikah. Aku—meski tak pernah bersama dengannya—ditinggalkan.
Lalu, aku pernah suka teman PPL. Inisialnya DI. Anak Kimia. Hasilnya sama saja, jawabannya selalu negatif dari hasil istikharah.
Hikmahnya, aku gak perlu pacaran saat kuliah (baca: gak laku), bisa fokus belajar.
September 2005, aku lulus kuliah. Sudah dapat ijazah, tapi aku tak dapat calon yang bisa diajak ijab-sah.
April 2006, aku resmi kerja. Aku dapat nafkah mandiri, tapi belum dapat orang yang mau kunafkahi.
September 2007, aku berangkat kuliah S2 ke Jakarta. Aku dapat tunjangan beasiswa, tapi belum dapat tunjangan keluarga.
Tahun 2008, aku berusia 25 tahun. Target untuk menikah sesuai usia Rasul tak tercapai. Aku pasrah. Bagaimana aku bisa menikah, calon aja tak punya.
Orang-tua pun resah. Mencarikan jodoh kemana-mana. Akhirnya, aku dijodohkan:
- Inisial VN (anak pemilik rumah makan di Beji). Mahasiswi Unair. Meski dua kali istikharah: negatif hasilnya.
- Inisial NNH (dijodohkan Ninik Gun). Sekali istikharah: negatif.
- Inisial RDU: negatif.
- Inisial ZU (anak Pak U, Bangil): negatif.
- Inisial SM (anak Pak U, Bangil): negatif.
- Inisial RRS (anak Pak U, Bangil): negatif.
- Inisial FZ (Pandaan). Bidan di RSI Unisma. Hasilnya sama negatif.
Ditengah-tengah gencarnya perjodohan yang dilakukan orang tua, aku juga berusaha mencari alternatif cara perjodohan lain: www.muslimmatrimonial.com (MM) yang saat itu diiklankan di situs pertemanan: Friendster.
Ternyata MM menjodohkanku dengan profil akun-akun yang kebanyakan dari luar negeri.
Hanya saja, 9 Mei 2008, MM menjodohkanku dengan akun “Ietha_dr” dari Indonesia. Asal Pontianak. Lagi kuliah di Malang.
11-20 Mei 2008, kucoba kontak “Ietha_dr”. Dibalas, tapi cenderung dicuekin.
20 Mei 2008. Istikharah: Hasilnya positif. Yakin!
Tapi setelah itu lost contact berbulan-bulan. Tanpa komunikasi.
Ndilalak, pada 9 Desember 2008 (9.45 WIB), ada pesan Yahoo Messenger dari Ita ngucapin selamat Idul Adha. Kesempatan ini, saatnya eksekusi!
Mumpung aku lagi liburan Idul Adha di Pasuruan. Kuajak Ita kopdaran di Malang. Ternyata dia lagi stase koas di RS Wlingi. Tapi akan pulang ke Malang tanggal 11 Desember dan berjanji membawakan oleh-oleh rambutan Blitar. Maka, diputuskan kopdaran tanggal 12 Desember.
12 Desember 2008. Kopdaran di depan musholah dekat kost Ita–timur RSSA. Ternyata klop. Langsung nge-klik.
13-23 Desember 2008. Balik Jakarta. Kuliah. Tapi tetap jalin komunikasi.
24 Desember 2008. Mudik ke Pasuruan. Aku bawa ayah-ibuku kopdaran dengan Ita di RSSA.
26 Desember 2008. Aku kopdaran dengan bapaknya Ita di Yogya. Ita “kuminta”. Tapi diminta membawa orang-tuaku ke Pontianak.
20 Februari 2009. Lamaran di Pontianak. Diterima. Tapi kepastian pernikahan akan dibahas pada kunjungan balasan.
27 Maret 2009. Lamaran kunjungan balasan di Pasuruan. Sempat panas dan diancam walk-out. Aku dan Ita ingin segera nikah (didukung Budhe Marlin). Tapi orang-tua Ita minta harus lulus kuliah dulu. Alasannya: Ita adalah “anak perjuangan.” Akhirnya, anak yang harus mengalah.
17 Desember 2009, Ita lulus pendidikan profesi kedokteran di UB.
27 Maret 2010, aku lulus S2 di UNJ.
29 Mei 2010. Tepat hari Sabtu, 11 tahun yang lalu. Kami ijab-sah setelah dapat ijazah. Melalui proses perjodohan–oleh Muslim Matrimonial.
Malang, 29 Mei 2021