Kisah ini berawal kurang lebih dua bulan yang lalu. Berawal dari postingan di milistnya ISMKI dari seorang teman yang sekarang masih diamanahi sebagai External Officer di organisasi milik mahasiswa kedokteran se Indonesia. Postingan dengan subject title yang sangat menarik perhatian. Bagaimana tidak postingan itu tidak menarik perhatian, wong isinya saja adalah tawaran untuk mengikuti kegiatan internasional yang rutin dilaksanakan tiap tahunnya sejak 2004 oleh IFMSA (organisasi internasionalnya mahasiswa kedokteran) dan IPPNW (organisasi internasional yang juga milik mahasiswa kedokteran namun dengan wilayah kerja lebih spesifik yaitu gerakan anti perang nuklir). Kegiatan ini adalah Palestinian Refugee Camp Project 2007 (ReCap 2007) oleh IFMSA Palestine & IPPNW Germany.
Seperti yang saya bilang tadi, karena menarik ya saya bacalah postingan itu. Setelah beberapa menit saya habiskan untuk membaca postingan itu dengan sangat cermat dan seksama dan teliti (takut ada informasi yang kelewatan), hanya ini yang terpikirkan oleh saya “I must apply this project!! Palestine? Who don’t want to go there? This is the way to go there.”
Setelah saya menghabiskan beberapa menit untuk membaca postingan tersebut dengan seksama dan teliti (takut ada informasi yang terlewat, hehehe….), perjuangan saya pun dimulai. Langsung deh saya segera mencari segala informasi yang saya perlukan di situs resmi IPPNW mengenai proyek ini. Dari situsnya saya mendapatkan banyak info yang lengkap termasuk laporan serta foto-foto kegiatan di tahun-tahun sebelumnya. Semuanya semakin membuat saya bersemangat untuk ngedaftar.
Tapi dibalik itu semua banyak hal error yang terjadi pada masa-masa persiapan registrasi. Bagaimana tidak deadline yang diberikan oleh panitia adalah tanggal 15 Mei dan fakta yang sangat mengagumkan (bahkan sampai membuat saya malu dengan kekonyolan saya ini) adalah saya baru ngirimin form aplikasinya dini hari tanggal 16 Mei (waktu Indonesia), tentunya di sana masih tanggal 15 Mei, jadi tidak apa-apa dong (hehehe… ngeles deh…). Ternyata tidak hanya itu kekonyolan saya, jujur saja (sebenernya ini rahasia, tapi tidak apa-apa deh sekali-sekali diceritain) saya baru mantap mengisi form aplikasi tersebut pada malam hari tanggal 15 Mei (yang ini waktu Indonesia). Begini deh kebiasaan menunda, jadinya mepet-mepet. Selain itu juga ntah kenapa masih berasa agak tidak yakin, antara jadi ikut dan tidak. Makanya saya membutuhkan waktu yang luama banget untuk memantapkan “Ok, I fill the form now.” Ternyata lagi kekonyolan saya tidak berhenti di situ saja. Di detik-detik menjelang pengiriman form, ketika saya mengecek form sebelum dikirim, saya baru menyadari ada satu hal penting yang dilupakan dan seketika itu langsung membuat saya panik “I haven’t scanned my signature to be placed in this form!! Wuaa!!!”. Bayangkan itu tengah malam, kan tidak mungkin saya keluar tengah malam hanya untuk mencari rentalan komputer untuk menscan tanda tangan saya. Akhirnya dengan harap-harap cemas, nekatlah saya mengirimkan form tersebut dengan menyertakan email permohonan maaf dari saya untuk panitia karena form saya masih belum lengkap dan saya minta tenggat waktu sampai besok pagi untuk mengirimkan hasil scan tanda tangan saya. Besoknya saya masih diliputi kecemasan. Bagaimana tidak, saya kuliah di rumah sakit jam 7 pagi sampai jam 11. Rentalan di deket kos belum ada yang buka jam segitu. Warnet pun belum ada yang buka jam segitu. Jadi, selama kuliah, saya tidak konsen (hehehe…). Nah daripada saya tidak konsen melulu jadi pas di waktu istirahat peralihan mata kuliah yang ke satu dan ke dua saya langsung ambil langkah seribu menuju rentalan sekaligus warnet di belakang rumah sakit. Sip.. Ok… Tanda tangan sudah di scan, form sudah disempurnakan dan lengkap dengan signature. Niatnya sih mau ngirim langsung di rentalan itu tapi ternyata, hiks…. Koneksi internetnya lagi down. Bingung deh… :p Tapi ya sudahlah, saya masih bisa ngirim setelah pulang kuliah. Alhamdulillah berhubung sudah beres (cuma tinggal kirim), saya sudah tidak begitu cemas lagi, so kuliah saya pun bisa saya ikuti dengan baik. Kemudian pulang kuliah saya langsung menuju warnet langganan untuk mengirimkan form yang sudah lengkap, lengkap dengan email permohonan maaf sekali lagi untuk panitia. Alhamdulillah akhirnya selesai juga…… Karena ikhtiarnya sudah, tinggal doanya yang kudu dikencengin, semoga aja bisa diterima… Amin…
Satu setengah bulan telah berlalu, begitu banyak peristiwa yang telah terjadi selama waktu tersebut. Mulai dari milad saya yang ke 21 (tak terasa saya sudah umur segini……), adik bungsu saya yang harus menempuh Ujian Nasional SLTPnya, sampai musibah di keluarga saya karena tiba-tiba saja Papa terkena serangan jantung mendadak untuk yang pertama kalinya di usianya yang masih cukup terbilang muda (tgl 21 Juli nanti beliau baru 45 tahun)
Saya benar-benar shock ketika tahu kalau papa sedang dirawat di ICCU. Dan saya baru tahu setelah Papa dirawat 1 malam di sana. Saya sengaja tidak diberi tahu oleh Mama dan adik-adik saya agar saya tidak cemas (saat itu saya akan menghadapi UAS yang tinggal 2 minggu lagi). Tapi yang namanya rahasia kan pasti terbongkar juga. Sudah 2 hari Papa tidak telpon, kan itu sesuatu yang tidak biasa, belum lagi kejadian-kejadian tidak biasa lainnya, mulai dari Bu De dan Mbah yang akan ke Pontianak sampai Mama yang menangis ketika saya telpon. Akhirnya, saya memutuskan untuk pulang ke Pontianak, padahal 3 hari lagi saya harus mengikuti UTS2 THT dan UTS2 Radiologi. Tapi saya merasa saya tidak sanggup tetap kuliah dalam ketidaktenangan seperti itu. Saya terpaksa harus mengurus surat izin ke kampus dan alhamdulillah sekali saya diizinkan pulang dan diberi kesempatan untuk ikut ujian susulan. Ketika saya sampai di Pontianak Papa masih di ICCU tapi alhamdulillah kondisinya sudah mulai cukup stabil. Tak sampai sehari saya di Pontianak, dokter mengizinkan Papa untuk dirawat di rawat inap biasa (namun dengan catatan harus banyak istirahat). Hal ini dilakukan oleh dokter dengan tujuan recovery dan stabilisasi kondisi kesehatan Papa agar Papa cukup kuat ketika nanti dibawa ke Jakarta (Papa dirujuk ke RSJ Harapan Kita). Selama Papa di rawat inap, sempat beberapa kali serangan namun karena Papa sudah dilatih bagaimana menangani serangan itu jadinya alhamdulillah masih baik-baik saja. Hanya 4 hari Papa di ruang rawat inap untuk kemudian diizinkan pulang namun dengan tetap kontrol ke dokter yang menangani Papa.
Nah, selama di rumah, saya deh jadi polisinya Papa, hehehe… Yang ngawasin Papa, ngingetin Papa, ngecek Papa, ngurus Papa, dll (bantuin Mama….). Papa itu bandel, baru abis pulang sudah nekat mulai kerja (tepatnya ngawasin anak buah Papa), kebetulan ada satu usaha Papa yang kantornya di belakang rumah, jadi tidak jauh-jauh dari rumah. Tapi tenang aja, yang ngawasin buanyak banget, jadinya Papa tidak bisa berkutik.
Saya hanya punya waktu satu minggu di rumah untuk nemenin Papa karena kemudian saya harus segera pulang ke Malang karena masih harus nyusul clerkship di Lab Bedah saat minggu tenang & harus menghadapi UAS Terpaksa deh saya tidak ikut mengantarkan Papa ke Jakarta (Papa hanya ditemani Mama dan Om). Papa baru bisa berangkat ke Jakarta setelah 5 hari sejak keluar dari RS karena Papa harus masuk waiting listnya dr. Otte Rahman (dokter jantung yang akan menangani Papa, dokter yang dipilihkan oleh Mas sepupu yang saat ini masih menempuh pendidikan doktoralnya di FKUI). Papa hanya menunggu satu hari langsung ditangani dokternya. Dikateterisasi kemudian pasang stent & ballooning. Papa dirawat di Jakarta selama 1 minggu terus pulang deh ke Pontianak. Papa itu punya semangat yang tinggi untuk sembuh. Itu yang bikin saya salut. Bahkan boleh dikatakan Papa termasuk cepat recoverynya. Beda banget deh sama saya yang lebih sering patah semangat…… Love u Pa…
Wah… Wah… Cerita tentang Papa saya panjang juga ya… Apa hubungannya coba dengan kisah sebelumnya. Ada hubungannya lho… Kita lihat saja… Semoga tidak bosan membacanya, hehehe…
Satu setengah bulan berlalu setelah saya mengirimkan form tersebut. Saya mulai pesimis tidak akan diterima. Karena saya memang pas ngirim juga sudah merasa tidak PD, pikir saya saat itu, ya saya nyoba saja dulu, kalau rezeki ya diterima alhamdulillah, kalau tidak ya juga tidak apa-apa. Sempet saya menanyakan ke temen saya yang sudah terbiasa menjadi delegasi untuk ikut kegiatan ke luar tentang hal ini (dia ini si External Officer ISMKI). Dia minta saya untuk tetep optimis dan bersabar, biasanya pengumuman dilakukan 1 bulan setelah deadline pendaftaran dan akan diberitahukan masing-masing peserta melalui email.
Ya sudah, karena sudah lewat 1 bulan ya saya pikir “I wasn’t accepted. Ya sudahlah. Lupakan saja.” Terus saya jalani deh hari-hari saya tanpa memikirkan kembali tentang kegiatan itu. Karena saya juga mau UAS jadinya ya mikirnya mo UAS aja.
Eh ternyata tidak disangka 1 minggu kemudian, tepatnya pada saat saya akan shalat Dzuhur menjelang UAS IPD. Iseng nih, sebelum wudhu saya cek email dulu via GPRS mobile phone. Eh kok di Inbox ada email dari IPPNW Germany & IFMSA Palestine dengan subject title Palestinian Refugee Camp Project. Apaan nih? Saya masih biasa aja tuh, karena di dalam pikiran saya ini mungkin pemberitahuan permintaan maaf bahwa saya tidak diterima sekaligus pemberitahuan siapa saja yang jadi peserta. Pas emailnya dibuka…… eit…. eit…. ini apa saya tidak salah baca… hmm…. Ulangi lagi deh dari awal… Kok tulisannya masih tidak berubah, masih tetap sama…
==============================================================================
Date: Wed, 20 Jun 2007 23:00:34 -0300
From: “IFMSA Palestine & IPPNW ReCap project” <ps.recap@gmail.com>
To: “Dewi Martha Indria” <ita_feehily20@yahoo.com>, dewi_martha_indria_dr@hotmail.com
Subject: Participant ReCap 2007
Dear Dewi,
I would like to congratulate you as you have been chosen to be one of the participants of recap 2007!
As we have a long waiting list we would like to ask you to reply on this email within one week to tell us whether you still want to take part and will come.
We will install soon a yahoogroup with all the participants and the OC so we can talk, plan, communicate, get to know each other and and and…
We will also inform you soon about the visa modalities etc.
Big greetings,
Hannah
International coordinator
==========================================================================================
Setelah saya yakin dengan apa yang saya baca di email tersebut, saya langsung takikardi, wajah saya sumringah, sekujur badan saya bergetar hebat. “Ya Allah….. Alhamdulillah…. Saya diterima….”
Sesuatu yang saya tidak pernah sangka-sangka sebelumnya. Sesuatu yang benar-benar luar biasa. Sesuatu yang bagi saya merupakan sebuah kesempatan langka. Kesempatan ini mungkin hanya akan datang sekali dalam seumur hidup saya. Kesempatan untuk ke Palestine. Tempat dimana di situ ada salah satu rumah Allah yang sangat diagungkan yang kondisinya saat ini cukup memprihatinkan, Masjidil Aqsa……… Bagi saya, hanya inilah satu-satunya kesempatan saya sekali dalam seumur hidup saya…
Tapi pada saat yang bersamaan saya juga diliputi oleh perasaan bingung yang tak terkira. Bagaimana dengan orang tua saya? Bukankah saya belum meminta izin mereka? Apakah mereka akan mengizinkan saya untuk mengunjungi negara yang bahkan sampai detik ini pun masih bergejolak dengan konflik berkepanjangan? Lalu bagaimana dengan biaya perjalanan ke sana (panitia menanggung semua biaya selama kita di Palestine, hanya biaya pesawat, visa, fiscal, passport, asuransi, dll yang harus kita tanggung sendiri)? Bukankah ke sana itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit? Bagaimana dengan kuliah saya yang harus saya tinggalkan selama 1 bulan? Dan bagaimana bagaimana yang lain?
* Saat inipun sesungguhnya saya masih diliputi kebingungan yang sangat membingungkan… Saya belum mendapat persetujuan dari orang tua… Saya masih belum pasti kemana saya harus mencari sponsorship yang akan membiayai perjalanan saya ini… Saya masih belum punya passport… Saya masih bingung bagaimana repotnya mengurus visa ke negara konflik… Saya masih bingung nyari tiket murah… Say
a masih bingung dengan seperti apa asuransi yang saya butuhkan… Saya masih bingung kalau saya belum dapet sponsor bagaimana saya bisa membayar tiket yang harus sudah dibeli sejak sekarang… Tentang kuliah insyaAllah tidak mengapa saya tinggalkan selama 1 bulan karena saya berangkat sebagai delegasi dari kampus… Terutama sekali saya masih bingung bagaimana meyakinkan orang tua saya agar mengizinkan saya berangkat ke sana…
33 comments
ayooo ke palestin… RIHLAH BILA ‘AUDAH, siapa tahu malah dapat RIHLAH ILA JANNAH.. AMiiin
Amin…..Bantuin ngomong ke orangtua Ita dong kak :)Doakan lobbyingny berhasil y kak…
Amiiinn… Allahuma aminn, ntar kalau mau pergi ajak ajak yaa
Amin……. Ajak kakak? Sip deh… 😀
ongkosin yaaa…. pasportku masih ada kok
Waduh kak… Ini aja Ita bingung nyari sponsorshipny :(Ayo kak.. Bantuin nyari sponsor dong.. => ini permintaan serius nih.. :DKira-kira kemana y bisa nyari sponsor.. Hiks.. Bingung…
hehe, kalau putra daerah di sumatera utara mah gampang, karena di medan perusahaanya pada baek baek…. nah, dewi sendiri di mana??
di Malang kak… :(Emang klo bukan putra daerah g bisa y?Mo nyoba di jakarta juga nih kak….*Buka pengumuman… Ayo.. Ayo… Yg di jakarta siapa nih yg bisa bantu?*hehehe… 😀
kalau putra daerah biasanya lebih gampang.. dan yang pasti ada ikatan dan perjanjian perjanjian tertentu.. 🙂
kira2 kapan mbak dewi sampai disana? kebetulan bulan agustus ini aku pulang kampung suami, siapa tau kita bisa ketemuan, apartemenku di jerusalem
hmm.. Palestine.. sebagai tenaga medis ya??wah hebat euy dah bisa jihad ya?tapi jangan lupa tuh restu ortu.
oh iya wi lupa, kayaknya kalo dikirimnya ke palestine authority kamu gak bisa ke masjidil haram (al aqsa di jerusalem) soalnya, orang2 yang dari ramalah dan gaza aja gak bisa masuk ke jerusalem, tapi kalo aku bisa masuk mana aja sebab visa-ku untuk jerusalem dan memang menetap disana (aku bisa ke gaza dan ramalah). check point dan tembok dimana2 kalo memang visa-mu ke palestine authority gak mungkin bisa masuk, mustahil. Tapi kalo IFMSA Palestine memang kerjasama dengan Germany mungkin juga bisa, gak tau juga ya…..kayaknya mustahil, but lets try, why not??? mungkin juga pihak Germany kasih kamu fasilitas berkunjung ke jerusalem (kecil banget kemungkinannya, sebab tugas-mu kan di Palestine bukan di Israel/jerusalem)Aaahhh…mungkin saja walahualam sebab peraturan disana berubah2, tapi kalo soal visa untuk sekarng ini ya tetep begitu.Palestine dan Jerusalem udah tentu laen banget aturannya, seperti 2 negara berjauhan walowpun cuma 1/2 jam by car udah nyampe. orang2 yg hidup di ramalah dan gaza aja cuma bermimpi masuk jerusalem, kasian…Yang jelas kalo kamu nanti masuknya dari Palestine, gak mungkin bisa masuk jerusalem, biar apply visa disanapun gak mungkin.Tapi kalo kamu masuk dari Jerusalem trus menuju ramalah, welcome…welcome…to al aqsa!!!
Aduh papanya nti gimana tuh dek?welwh belom dapet ijin lho sayang.palestine terbayangkah bagaimana keadaannya disana?mantapkah?jangan lupa restu orang tua dek.
Wah.. Alhamdulillah… Seneng… G nyangka ad org indo yg tinggal di Jerusalem jg.. Gmn nih kondisi di sana? Di sharingin dong, biar saya juga bisa lebih tau kondisi di sana. Ya, ntar saya kabari lg klo dah mo berangkat (semoga saja jadi, amin….). Kegiatannya kan tgl 14 agustus – 10 september…. Ntr boleh dong mampir2 ke apartemennya? 😀 Sy sama temen anak FK UNPAD, qt berdua delegasi dr ISMKI (delegasi indonesia).
Sepertinya qt g pake palestine authority. Soalnya qt disuruh ngurus visanya ke Israeli embassy. Kegiatannya kan di Jerusalem sama Bethlehem, & bbrp tempat di sekitarnya (klo g salah nangkep sih bgt). Ya, sy jg baca di reportny kgiatan in thn lalu ttg check point dan tembok. Ck.. Ck… Ck… sampe segitunya yah… 🙁 Ya nih, semoga bisa ke Al Aqsa.. Amin…. Saya jg sempet baca, klo org Palestinian di luar jerusalem susah banget melewati tembok batas itu y? Kasian mereka yg mo beribadah di Al Aqsa. Trus tp katanya di jerusalem ad Palestinianny? Emang Palestinian seperti ap yg pny hak akses ke yerusalem. Eh y, ntr sy bakal banyak di Aida Camp, Bethlehem. Hmm… Kayaknya sy mesti banyak2 konsul (baca- sharing) sama kamu deh. Siap-siap aja yah direcokin sy :p The last but not least… Doain saya bisa berangkat y…InsyaAllah kputusan sdh bulat (setelah istikharah insyaAllah sy akan mantap berangkat). Tp masih bingung ngasih tau keputusan sama orgtua nih. Mohon doanya ya temen2… 🙂
Tenaga medis? Hmmm…. Kurang tepat nih akh…Ane ke sana bukan sbg tenaga medis yg bener2 ad di lini depan (yg ditempatkan di area konflik, ex: Gaza or West Bank). Ane cuma ikut Camp Projectnya aj, lebih ke arah “maen2 sama anak2 pengungsi” 🙂 Ya macem2 deh sebenernya,bukan cuma maen2 aj, y intinya know & see the real condition in Palestine/Israel.. Lengkapny baca dipostingannya aj, hehehe…Y nih akh.. Mohon doanya… Semoga restu ortu segera turun.. Amin… 🙂
wi, aku sudah bales pake personal message yah…nyampe gak ya?
Sampe kok mbak… Makasih ya….
gimana neh? jadi gak?
Izinnya belum turun mb.. T_T
yo wis, nanti kalo ijin udah turun (ataupun tidak turun sampai tgl 8 agustus) tetep aku kasih no telp-ku di jerusalem ya pake pm (sementara no hp mertua), nanti disana insaallah sampai tgl 8 september ok!
ya mba… Makasih y…Gini mb.. Yg dr indo kan aq ama temenq (anak FK UNPAD). Klo misalnya yg jadi berangkat cuma dia aj, boleh g mbak ta’ kenalin ke dia? Jd biar sebelum berangkat dia bisa kontak2an ama mbak. Dan pas di sana bisa silahturahmi ke sana. Kan lumayan… Sesama org Indo bertemu di perantauan 😀 Itung2 nambah kenalan & sodara kn mb? 🙂
boleh, trus temenmu yg suaminya orang palestina dan hidup disana itu koq gak dikenalin ke aku? dia tinggal dimana?
Lho mb? Temenq yg suaminy org palestine cuma mb doang :DMaksudq itu temen yg sama2 keterima ikutan kegiatan ini….Namanya Hamda mb… Anak FKUNPAD… Angkatan 2004.. Jd adek kelasq mb…Gitu…. :)Y ntr mb ta kenalin k dia…
are you ready??????lets begin…
insyaAllah diijinin…semangat !!!
Waduh kak…Sayang sekali….Izin ortu saya tidak turun… Utk thn ini pun (mgkn dr panitia sendiri msh ngasih kesempatan) tp sprtny jg tdk akan turun.. Mereka terlalu khawatir dgn kondisi di sana & scara sy ini sorg wanita.. Mgkn mrk g siap ngelepas sy buat berangkat k sana… Selain itu pun tahun ini sy sdh masuk koas… Kmgknan utk pergi2 k sana jd smakin minim…Ya smoga saja Allah menggantikan kesempatan itu dgn hal lain yg lebih baik….Kan bisa saja sy memang blm diridhoi Allah utk menjejakkan kaki saya di sana kemarin… Tp siapa yg tau mgkn di masa yg akan datang sy bisa bersujud di bumi Palestine… Allahu Akbar!!Allahuma amin…..*kk di bosnia kn? Sy jg mupeng k sana… Ad kah kesempatan yg lain jg akan dtng? Wallahu’alam…
Ready for what bang? :P*huahehehe… afwan replyan lama br direply skrg… (^_^)v
mau kesini???ditungguuu….^__^
Dibayarin y kak??Wuaaa…. terimakasih….*gUbRakS!!
ha ha ha ha..seandainyaaa..(mulai deh ngayal)btw..title nya udah bs diganti deh..jadinya…will i go to palestine or bosnia.. :D*ngaciiiirrrr….
hahahaha…..Ntar bikin postingan baru aj deh kak…jdnya “Will I go to Bosnia?”Isinya…. undangan dr sorg kk di bosnia… undanganny mencakup biaya PP dan akomodasi slama di sana 😛
ha ha ha hangacir beneran deh….