Minggu lalu, tepatnya hari Jum’at tanggal 21 September saya ikutan KIKI (Kajian Ilmiah Kedokteran Islam) di kampus. Sistem di KIKI ini seperti perkuliahan umum dengan pembicara yang didatangkan dari lingkungan eksternal kampus, namun terkadang juga menghadirkan pembicara dari internal kampus. KIKI merupakan proker unggulan di lembaga kerohanian fakultas. Peminatnya lumayan banyak, terutama mahasiswa muslim. Walaupun pernah pesertanya juga datang dari kalangan non muslim. Intinya sebenernya tidak utk dibatasi pada kalangan tertentu saja. Semua yg berminat, semua yg ingin nuntut ilmu, ya monggo ayuk silakan berpartisipasi. KIKI sebenernya masih bisa dikatakan baru bangett.. Karena memang baru ada di kampus saya sejak tahun 2004. Tapi sudah lumayan eksis walo statusnya masih newbie…
KIKI yang kemarin saya ikuti (setelah 1 tahun saya vakum jd mahasiswa di KIKI karena kesibukan clerkship di tahun ke 4 studi saya), pertemuan pertama di tahun ini menghadirkan pembicara seorang dokter Denmark lulusan dari UK yang sekarang berdomisili di Malang bersama dengan keluarga tercintanya. Nama beliau Mr. Henning Pederson (nama islamnya Mr. Hasan). Semua materi disampaikan tentunya dalam bahasa Inggris. Alhamdulillah walaupun disampaikan tidak dalam bahasa ibu namun yang bisa saya tangkap dan mengerti dari keseluruhan materi lumayan banyak lah. Hitung-hitung sekalian melatih kemampuan bahasa Inggris saya yang masih ala kadarnya ini…
Materi kali ini tentang Islamic Medicine. Mr. Hasan menyampaikan gambaran tentang bagaimana sih kedokteran islam itu sebenernya. Trus juga perbandingan-perbandingan dengan sistem kedokteran yang lainnya, modern medicine, pengobatan Cina, dan India (tabel perbandingan sistem-sistem ini saya upload juga disini). Ternyata, kedokteran islam itu sebenernya menjadi dasar dari perkembangan kedokteran modern yang sekarang ini berkembang lho. Takjub aja… Ternyata dasarnya ya dari islam juga.. If there is no islamic medicine, so there will be no modern medicine. Subhanallah…
Yang bikin saya takjub lagi ternyata kedokteran islam itu mengenal berbagai macam jenis pulse (lebih dari 1000 jenis). Dan dari setiap pulse itu mencerminkan berbagai macam keadaan penyakit. Dan konon, dokter-dokter islam zaman dulu hanya dengan meraba pulse sudah bisa mendiagnosa penyakit yg diderita pasien. Ck… ck… ck… Keren eui!! Saya cuma bisa berdecak kagum aja, kok bisa ya ngapalin lebih dari 1000 jenis pulse. Ini sebenernya sama dengan kedokteran Cina, mereka mengenal berbagai macam pulse juga. Jadi inget Djang Geum „Jewel in The Palace“ Padahal di kedokteran modern ini pulse yang saya pelajari tidak sampai sebanyak itu. Itu aja sudah susah nginget-ngingetnya..
Mr. Hasan juga cerita kalo ternyata seharusnya itu yang namanya rumah sakit Islam must be free of charge alias gratis (buat semua kalangan, ga cuma buat yang GaKin aja). Dan tau g sumber pendanaannya darimana? Dari zakat eui…. Subhanallah… Seandainya saja di Indonesia potensi zakat bisa kita maksimalkan mungkin masalah-masalah sosial yang terkait dgn perekonomian bisa teratasi kali ya. Kan enak tuh kalo fasilitas kesehatan bisa gratis buat semua kalangan. Rasanya hidup ini indah, huehehehehe… *ngaco dot com…
Trus ada fakta menarik yang juga beliau sampaikan, yg untuk saya selain mengundang decak kagum juga mengundang tanda tanya. Jadi kata beliau, yg namanya tubuh manusia itu sebenernya punya miracle to heal by itself, punya kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri. So, sebenernya kalo kita sakit, ada kalanya kita harus memberikan kesempatan bagi tubuh kita sendiri untuk menyembuhkan dirinya sendiri tanpa perlu mengonsumsi obat-obatan. Sepertinya ini terkait dengan sistem imunitas tubuh kita sendiri. Kagum tapi juga bingung.. Emang semua penyakit bisa gini yah? Trus apa bener-bener bisa murni tanpa konsumsi obat? Dan berbagai macam pertanyaan lain terkait hal ini yang sampai sekarang saya belum bisa nemuin jawabannya. Kayaknya kudu belajar ttg immune system lagi deh.. Wuuuaaaa…. Tidak…… Itu kan ilmu setan… hehehehe…. Saking susahnya dibayangin jadi kayak setan… *becanda dot com.. Tp emang bener kok, belajar ttg sistem imun itu piuh… membutuhkan kemampuan mengkhayal tingkat tinggi… So, sebenernya paradigma dari kedokteran islam ya bagaimana cara kita bisa membuat badan kita ini sehat, jadi kita ga perlu repot-repot karena penyakitnya kabur sendiri dari tubuh kita…
Pada prinsipnya, beliau juga menekankan bahwa perbedaan mendasar antara kedokteran islam dan kedokteran modern adalah dalam hal tujuan dari tindakan terapi yang dilakukan oleh dokter. Kalau kedokteran modern kan tujuan terapinya adalah treat the disease. Kalau kedokteran islam bukan treat the disease, tapi treat the patient. Ya istilahnya mengobati secara holistik gitu deh. Karena memang yang dihadapi oleh dokter adalah manusia yang lengkap dengan segala kekompleksitasannya. Kita akan sulit sekali menolong pasien jika kita hanya melihat dari satu aspek, misalnya penyakitnya saja, tanpa kita juga berpikir bagaimana kondisi psikologisnya, ekonominya, bahkan mungkin sosio-kulturalnya. Ya bisa aja sih penyakitnya sembuh, tp kalau kemudian kambuh lagi kambuh lagi atau malah bikin org lain sakit juga ya sama aja boong kan 😀 Beliau juga menekankan bahwa ketika kita (sebagai seorang dokter) menghadapi pasien kita benar-benar harus mencamkan untuk selalu memberikan terapi yang halal dan untuk jangan pernah berpikir bahwa kitalah yang memberikan kesembuhan kepada mereka, karena hanya Allah-lah satu-satunya yang Maha Pemberi Kesembuhan…
Sebenernya masih banyak lagi yang disampaikan oleh Mr. Hasan. Ini hanya sedikit dari sekian banyak ilmu yang beliau transfer. Semoga dari yang sedikit ini bisa betul-betul menjadi ilmu yang barakah…
*Mr. Hasan ngadain course juga lho.. Tentang course bisa diliat di sini.
17 comments
sebuah pemikiran yang memang seharusnya sekarang sudah berjalan…thx sis///
Sama-sama kak… :)Ayo nih.. Sang calon ekonom muslim… :)Ditunggu perjuangannya yah!
kagummmmpadahal diriku terlalu sering sakit hati hehehe
Mba….Jgn dibawa terus y sakit hatinya….*permohonan si calon dokter… Huehehehe…
sakit hatinya tergantung sekarang.maksudnya berusaha untuk tidak berurusan dengan yg menyebabkan sakit hati hehehehe.tapi tetep ga mungkinlah kalo aku anti sama dokter tapi harus bener2 pilih2
Hmmm….Ta jd takut ama mba nih… hehehehe….
seringnya ya ta aku ketemu dokter tuh langsung bikin pasiennya hopless dan ketakutan.belum lagi saat bingung anak sakit tengah malem, ke rs ketemunya sama perawat yg judessssnya minta ampun, trs dokternya bobo lg.adalagi dokternya kata kakakku baiikkk banget tapi bagian pendaftarannya kejammmm.jadi curhat nih ta.Tapi bagiku dokter itu mesti ramah, bisa diajak berdiskusi tentang penyakit dengan pasiennya, memompa semangat dan menenangkan karena posisi pasien saat itu seringkali sedang bingung kalut dan bagi mereka dokterlah harapan mereka.Ita jadi ga perlu takut aku gigit.
Haaa! Ini dia yang saya cari. Udah lama percaya kalau pengobatan barat/modern itu jauh dari holistik. Keliatannya kok kayak gali lobang tutup lobang gituh. Kena darah tinggi, kasih obat trus jadi sakit maag. Kasih obat maag, ntar sakit kepala. Diobatin pusingnya, eh ginjalnya kena dst. Treat the patient; very well put…
Meski kedokteran modern merupakan kelanjutan (estafet) dari kedokteran Islam tapi harus diakui jujur, bahwa kedokteran Islam kini tidak berkembang seperti masa jaya-nya dulu. karena islamic medicine ini tidak pernah digarap serius secara institusional. Benar bahwa salah satu ciri yg membedakan kedokteran Barat dgn lainnya adalah kecenderungan reduksionismenya. Paradigma cartesian menolak jiwa sebagai sesuatu wujud yg dapat aktual, perkembangan pesat dlm dunia biologi seluler menjadikan kedokteran bersifat reduksionis. Filosofi Kedokteran Barat dalam pengobatan bersifat “againts” bisa dilihat dalam kosa kata farmakologinya nama obat-obat umumnya diawali dengan kata “anti” (anti hipertensi, antibiotika, antihistmin dsb…), berbeda dgn dunia timur (kedokteran Islam diantaranya) yg mengarah pada “healing” yg sifatnya muncul dari dalam. Tubuh manusia secara fisiologis sepertinya memang dilengkapi kemampuan untuk “self limitting disease” namun sistem itu tidak terlihat karena fungsional bukan struktural seperti sist.kardiovaskuler, sist.kemih, sist, integumentum dsb. Sekarang tugas dokter2 muslim mengembangkan dan menghidupkan kembali konsep kedokteran Islam dengan menemukan formula2 dalam nash atau kehidupan Nabi. Tahukah bahwa Rasulullah saw sepanjang hidupnya hanya sakit 2 kali saja !
ok juga
minta file perbandingan sistem-sistemnya dong, dewi…kirim ke emailku ya… farranasir@gmail.com
insyaAllah ya fuad…coba aq cari dulu.. soalny lali nyimpenny dimana..smoga ktemu ^_^
Tolong dong bilang sama pak tabib tuh gimana caranya nyembuhin anak yang kena cerebral palsy … bisa gak dia? Apalagi kan ini anak dia sendiri :D:D
maksudnya mbak?
Anak saya bernama Musa Ibn Hassan Pedersen. Anak dari Mr Hassan yang menderita cerebral palsy. Kunjungi blog saya: http://difable-hope.blogspot.com/ … belum saya update tentang perkembangan Musa. Sekarang dia lagi saya terapi dengan metode Glen Doman. Alhamdulillah banyak kemajuan. Insya Allah next post on my blog will be about this Glen Doman therapy for brain injured children.
ya ampun… mbak istrinya Mr. Hassan ya? saya pernah liat mbak jalan ama Mr. Hassan & anak2 di depan UB 😀 apakabar Mr. Hassan mbak? masih ngisi2 di kampus kah? saya dah lama di RS, jadi ga tau lagi kabar kampus.. masih di Malang kah mbak?
salam kenal…sy intan mb, pejuang thibbun nabawy jg (kalo nyebut diri dokter muslim, mb sbg dokter ga tersinngung ni hehe..!) keren banget mb artikelnya… thx y mb dewimartha kalo blh nambah mb, ttg ‘heal by itself’ mmg bener gt,,inti kekuatan imun ada dlm kekuatan fikrah manusia tdr dr spiritual, mental, emosional, n fisikal. perawatan (bkn penyembuhan) yg kt lakukan meliputi keempat aspek td, sesuai konsep alamiah, ilmiah n ilahiah. konsep ilahiah inilah yg membedakan perawatan kt dg konsep kedokteran lainnya. thx atas izinnya numpang comment,,,,selamat memperjuangkan kedokteran Islam,,,,,di malang srg jg kt adakan pelatihan, kdg sharing khusus dg tenaga medis. monggo kalo mb mo ikutan……..(intan, aviciena center, mojokerto)