Anak kecil mungkin bisa diibaratkan seperti kain kanvas kosong yang masih polos. Kadang-kadang saya tidak pernah menyangka dari balik tubuh kecil, tangan kecil, dan mulut kecilnya itu bisa mengalir berbagai macam celotehan dan celetukan yang campur-campur rasanya. Sesekali saya dibuat senyum dan bahkan sampai tertawa, tapi terkadang juga membuat saya tak sanggup berkata apa-apa. Buat saya, seorang ibu muda yang masih belajar untuk menjadi seorang ibu yang baik, celotehan dan celetukan Arka menjadi sebuah hiburan tersendiri. Kalau boleh berandai-andai, celotehan lucunya ibarat bahan bakar pemicu semangat saya untuk terus berusaha menjadi ibu yang terbaik buat Arka.
Beberapa kali saya sempat menjadikan celotehan Arka sebagai status di akun Facebook. Kali ini saya ingin mencoba mengingat-ingat kembali berbagai celotehan ala anak ganteng yang satu ini.
Jalan-jalan ke Turki
Saya ditemani Arka sedang menyaksikan reality show “Sisters Over Flowers”-nya Korea di Channel M. Kebetulan episode kala itu adalah jalan-jalan ke Turki. Bahasa yang digunakan tentu saja bahasa Korea, namun disediakan teks dalam bahasa Indonesia. Tentu saja Arka tidak mengerti sepenuhnya apa yang sedang dia lihat di televisi, hanya sesekali saja saya sambil bergumam dan dia mendengarkannya. Nah tiba-tiba pada saat di layar televisi tampak seleb yang bermain di reality show tersebut sedang berfoto bersama rombongan tur dengan background sebuah mesjid di Turki (saya rasa itu mesjid Kocatepe), Arka nyeletuk:
Arka : “Bunda ayo ke situ Bunda” (sambil nunjuk TV)
Bunda : “Emang Arka tau itu dimana?”
Arka : “Turki” (denger hostnya ngomong Turki)
Bunda : (nyengir) “Ya ngomong dulu lah sana sama Ayah, Arka minta ke Turki.”
Arka : “Bunda aja. Ayo bunda.”
Bunda : (speechless)
Ini sepertinya Ayah-Bundanya disuruh nabung yang bener biar bisa ngajak dia ke Turki, hehehe…
Panggil Bunda Nak..
Saya lagi di kamar, sedangkan anak lanang lagi di ruang makan ntahlah habis muter-muter gak jelas.
Arka : “Bunda….!!”
Bunda : “iya. Bunda di sini”
Arka : “Ita…..!!!”
Bunda : (tepokjidat) dalam hati mikir ini anak kenapa manggil nama ya
Arka jalan masuk ke kamar…
Bunda : “Kok manggilnya Ita sih? Bunda gitu lho.”Arka : “Kan Bunda Ita” (maksudnya, “kan nama Bunda itu Ita”)
Bunda : (speechless)
Memang bener sih pembelaannya, tapi mbok yao… #emaknyanelongso
Sayang Bunda, Gak Sayang Ayah
Lagi leyeh-leyeh bareng di atas tempat tidur.
Bunda : “Arka sayang Bunda gak?”
Arka : “Sayang”
Bunda : (mesem) “Klo sayang gimana dong?”
Arka : “Dicium” (sambil nyium pipi saya)
Ayahnya masuk kamar, ikutan nimbrung.
Bunda : “Kalau sama Ayah sayang gak?”
Arka : “Enggak”
Ayah : “Masa sama Ayah gak sayang. Sayang Ayah gak?”
Arka : “Gak. Sayang Bunda.” (nyiumin Bunda)
Ayah : “Ayah juga diciumin dong.”
Arka : “Gak, cium Bunda aja.”
Bunda : (ketawa) “Emang kenapa Arka gak sayang Ayah?”
Arka : “Suka marah.”
Bunda : (ketawa ngakak)
Padahal yang suka ngomel kalau Arka pas gak bisa dikasih tau itu Bundanya, hahahaha.. Tapi Ayahnya yang kena tulah #peace
Punya Adek
Bunda : “Arka mau punya adek gak?”
Arka : “Mau. Yang hijau Bunda”
Bunda : (mlongo) “Apanya yang hijau?”
Arka : “Iya. Hijau, merah, kuning.”
Bunda : (mlongo) “Mana ada adek warna-warni gitu”
Arka : “Adaaa Bunda. Ih Bunda gak percaya.”
Bunda: “Adeknya pake baju warna-warni gitu maksudnya?”
Arka : “Iya.. hijau.”
Bunda : “Arka mau adek berapa banyak?”
Arka : “Tiga. Hijau. Biru. Merah.”
Bunda : (tepokjidat)
Adek Lama Keluarnya
Arka : (nyium-nyiumin perut Bunda) “Adeknya kok gak keluar sih Bunda?”
Bunda : (nyengir) “Tau nih, kenapa gak keluar-keluar ya. Ngapain coba?”
Arka : “Lagi makan, gak keluar.”
Bunda : (ketawa) “Emang makan apa adeknya?”
Arka : “Makan nasi”
Dikira Bundanya udah hamil lagi kali ya. Memang belakangan Arka suka iseng ngelus-ngelus perut Bundanya, mungkinkah ini tandanya dia sudah minta adek? Hihihihi…
Sepertinya hanya ini yang mampu saya ingat. Siapa tau nanti akan bersambung di tulisan episode selanjutnya, hehehe…
Meminjam sebuah kutipan dari sebuah buku
Selain lugu, lucu, dan menggemaskan anak terkadang mampu menjadi sosok bijak yang memberikan hikmah tak ternilai bagi orang dewasa disekitarnya. Segala hal yang terungkap lewat kejernihan hatinya, kebeningan matanya dan kepolosannya, mampu mencetuskan inspirasi bagi orang tua dan orang dewasa disekitarnya. Betapa hal kecil dan sederhana pun amatlah berarti.