Hati ini berasa bergetar. Dia mendekat. Saya bisa merasakannya. Saya yakin dia mendekat. Jauh sebelum saya bisa memandang. Suaranya sudah merasuk dalam dada. Sebelum wajahnya hinggap di mata.
Ketika dia berjalan tepat di hadapan. Terpesona saya dengan parasnya. Cantik sekali. Seksi.
Inilah yang terjadi hampir setiap hari. Di New Zealand ini. Saya mudah sekali jatuh hati. Setiap kali berpapasan, saya pasti ingin memiliki.
Sayangnya. Saya hanya bisa memandangi. Tanpa bisa menunggangi.
Mereka banyak sekali. Setidaknya yang sering singgah di hati. Ada Ducati: Panigale, Scramble. Ada Yamaha: R1, R6. Ada Honda: CBR1000, CB650F. Ada Triumph. Ada KTM. Ada Royal Enfield. Ada BMW. Ada Harley. Serta macam-macam lainnya.
Raungan dan rayuan inline-four engine. Mesin tipe ini paling mudah membuat hati saya bergetar. Jauh sebelum wajahnya muncul di hadapan.
Berbanding terbalik dengan di Indonesia. Populasi moge disini berlimpah. Skutik malah yang sedikit.
Mungkin karena harganya yang jauh lebih βmurahβ. Dibanding dengan Indonesia. Sebab pajak moge di Indonesia berlipat-lipat.
Contoh saja moge juara dunia WSBK: Kawasaki ZX-10R. Harga di NZ adalah separuh harga di Indonesia. Bisa cek di website resmi mereka. Apalagi kalau mau yang bekas, jauh lebih murah di NZ.
Meski murah. Tetap saja saya hanya bisa memandang. Konon kata orang. Mencintai tak harus memiliki.
Paling penting adalah bersyukur. Bagi saya, meski cuma motor Beat. Kalau batok kepala motor ditempeli sticker VR46. Sekedar nunggangi Honda Beat pun sudah berasa jadi Rossi naik Yamaha M1.
Salam satu aspal πππ