Setelah menjalani program matrikulasi ini dan sudah 4 NHW terlewati, ternyata ada beberapa bidang ilmu yang masih ingin saya tekuni lagi di luar bidang ilmu yang menjadi bidang ilmu utama yang mungkin sepanjang hayat sepanjang saya menjadi orang tua akan terus ada di fase pembelajaran tersebut. Ketika berhadapan dengan pilihan bidang ilmu ini, ada satu hal yang menjadi dasar utama pemilihan dan selalu saya pegang saat saya harus berhadapan dengan kondisi belajar atau ketika saya sedang mengajarkan atau mentransfer ilmu kepada anak saya atau mahasiswa saya di kampus. DO WHAT YOU LOVE AND LOVE WHAT YOU LEARN. Saya selalu menyebutnya sebagai the joy of attraction. Bagaimana mungkin proses pembelajaran kita bisa optimal jika kita tidak pernah menumbuhkan kecintaan kita terhadap ilmu yang kita pelajari. Untuk mereka yang memulai belajar karena mereka memang menyenanginya tentu saja proses itu akan berjalan dengan mulus, minim tantangan dan hambatan, jikapun ada biasanya akan terlalui dengan baik. Tapi jika sebaliknya? Tentu saja akan membutuhkan proses adaptasi untuk menerima dan mengubah mindset kita untuk menyukai apa yang sedang kita pelajari.
Prinsip itulah yang kemudian selalu saya pegang sebagai dasar untuk senantiasa bersemangat saat menjalani proses belajar. Nah, di NHW ini ketika diminta untuk membuat desain pembelajaran diri, wah ini tugas yang sulit. Sebenarnya, sehari-hari di kampus saya terbiasa membuat desain pembelajaran buat mahasiswa, tapi begitu dihadapi untuk membuat desain pembelajaran diri sendiri tentu saja tidak mudah. Apalagi kalau di tengah jalan matrikulasi ini banyak bidang ilmu yang mendadak ingin dipelajari dengan lebih intens. Untuk kali ini, saya hanya akan mencoba membuat topic tree sebagai awalan untuk membuat desain pembelajaran yang lebih lengkap dari satu bidang ilmu yang ingin saya tekuni yaitu ilmu parenting, belajar bagaimana caranya menjadi orang tua dan belajar bagaimana caranya mengajarkan ilmu kepada anak-anak. Atau mungkin lebih tepatnya, belajar bagaimana caranya belajar…
Saya akan coba membreakdown, subilmu dari ilmu parenting yang ingin saya dalami:
- Bagaimana cara menjadi seorang ibu yang baik
- Bagaimana cara menjadi seorang partner bagi suami untuk menjadi orang tua yang baik
- Bagaimana cara mengajarkan ilmu kepada anak-anak
- Bagaimana cara mengenali minat dan potensi anak
- Bagaimana cara menumbuhkan dan mengembangkan anak sesuai dengan fitrah perkembangannya
- Bagaimana cara menjadikan anak sebagai insan mulia yang akan memperjuangkan agama Allah
Dari subilmu ini jika coba saya buat rancangannya maka saya akan mulai dulu dari menjawab pertanyaan di bawah ini:
- Bagaimana saya harus belajar?
START FROM NOW… Tidak perlu menunggu waktu luang, sebisa mungkin jika ada waktu maka manfaatkan sebaik-baiknya. Karena tentu saja jika harus ada waktu luang yang banyak, tidak pernah akan ada kata mulai. Aktivitas saya yang harus menjalankan peran ganda, sebagai istri, sebagai ibu, sebagai dosen, dan sebagai dokter yang memberikan pelayanan umum tentu saja membuat saya harus pandai-pandai memanfaatkan waktu sebaik mungkin agar semua tugas dan tanggung jawab bisa terselesaikan dengan baik tapi tanpa melupakan bahwa keluarga akan tetap menjadi prioritas utama. Apalagi sejak saya dan suami menjalani kehidupan sebagai pasangan long distance relationship. Maka saya harus menjalani peran sekaligus menjadi seorang ibu dan seorang “ayah” untuk anak-anak saya. Untuk ilmu utama yang ingin saya tekuni ini saya mencoba untuk setidaknya saya punya alokasi khusus waktu untuk belajar 3x dalam seminggu dengan durasi waktu 2-4 jam.
- Dimana saya bisa belajar?
Tentu saja dimanapun saya harus bisa belajar, tapi agar lebih fokus tentu saja saya memilih untuk belajar saat di rumah dimana akses informasi juga bisa didapatkan dengan lebih leluasa baik dalam bentuk koneksi jaringan internet maupun ketersediaan buku di perpustakaan keluarga kami. Di luar rumah tentu saja dengan berkumpul bersama komunitas yang memiliki tujuan pembelajaran yang sama dan sesekali mengikuti seminar sesuai bidang ilmu yang ditekuni untuk upgrading diri dan informasi.
- Apa yang menjadi media untuk belajar?
Media pembelajaran dapat muncul dalam banyak bentuk. Kebetulan saya lebih menyukai belajar dengan menggunakan media cetak dari berbagai buku-buku. Jika berada di luar rumah dan tidak memungkinkan untuk membawa berbagai buku dalam bentuk fisik sebenarnya, saya kadang-kadang membeli buku dalam versi digital atau berselancar di dunia maya mencari informasi yang ingin saya ketahui saat itu. Untuk bidang ilmu parenting ini saya tidak terlalu sreg dengan mempelajarinya melalui video-video karena sejauh ini saya belum menemukan sumber pembelajaran yang bisa dipertanggungjawabkan sumbernya melalui media audiovisual dalam bentuk video yang bisa menunjang pembelajaran saya. Kebetulan untuk disiplin ilmu ini saya memiliki buku khusus sejak setahun yang lalu untuk mencatat semua ilmu yang saya dapatkan dari membaca atau mengikuti seminar.
- Kapan saya harus belajar?
Jika berada di rumah, saya mengalokasi khusus waktu saya untuk belajar saat anak-anak sudah terlelap. Biasanya anak-anak antara jam 8-9 sudah masuk waktu tidurnya. Maka jika saya tidak terlalu lelah, saya akan meluangkan waktu maksimal sampai jam 10 untuk duduk sebentar menuntut ilmu. Jika tidak, atau lebih seringnya, saya beristirahat terlebih dahulu lalu kemudian di penghujung malam sekitar jam 2 atau 3 dini hari baru saya bangun untuk melanjutkan apa yang bisa saya kerjakan. Selain itu, jika di luar rumah maka biasanya saya akan menggunakan sela-sela waktu kerja saya di kantor yang lowong untuk menuntut ilmu atau sering saya merancang desain pembelajaran untuk anak-anak saya (home education) saat di kantor. Sebenarnya saat bersama anak pun sejatinya saya sedang dalam proses belajar, belajar mengenali anak-anak sama saja belajar langsung dari objek belajar. Tentu saja ada banyak hal yang bisa membantu saya untuk mengembangkan diri saya dengan sering-sering membersamai anak.
- Siapa yang menjadi panutan atau guru untuk belajar?
Guru utama adalah anak-anak saya. Mereka adalah guru saya yang paling terbaik. Dari mereka saya belajar bagaimana caranya menjadi ibu yang baik. Selain mereka, saya tidak mengkhususkan diri untuk belajar dari 1 sumber atau 1 guru saja. Dari manapun selama ilmu yang diberikan tidak menyimpang dari nilai-nilai kehidupan yang saya yakini maka biasanya saya bisa menerimanya dengan baik.
- Mengapa saya harus belajar?
Tujuan terbesar tentu saja menggapai ridho Allah. Alasan-alasan lain sudah saya utarakan di NHW yang lalu kenapa saya memilih untuk belajar ilmu parenting secara intens selama saya membersamai anak-anak saya.
Semoga dari penjabaran ini, saya bisa pelan-pelan menyusun desain pembelajaran yang lebih terarah dan terukur sehingga bisa saya jadikan panduan saat belajar dan tentu saja untuk monitoring pencapaian belajar saya. Bismillah……