Tugas kelas matrikulasi kali ini mengajak saya untuk mencoba mengenali diri saya sendiri agar saya mampu di kemudian hari memetakan kekuatan dan mengatasi kelemahan saya. Saya mencoba menggunakan tools yang disediakan oleh Abah Rama Royani di Temu Bakat yang mengajak kita untuk semakin mengenali diri sendiri karena tentu saja, tiap manusia diciptakan dengan karakter yang berbeda-beda dan memiliki peran di muka bumi ini sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Inilah hasil analisa yang saya dapatkan setelah saya mengisi 4 butir pertanyaan di website tersebut:
Pertama kali, saat melihatnya sepintas lalu saya bingung memahami hasil ini. Tapi bersyukur Abah Rama memberikan panduan bagaimana memahami hasil tes ini. Dari hasil ini ternyata didapatkan bahwa potensi kekuatan saya adalah sebagai Analyst, Educator, Explorer, Operator, Restorer, Server, dan Strategist. Yuk, coba saya lihat satu-satu dari masing-masing poin potensi kekuatan saya ini.
ANALYST – Di dalam penjelasan Abah Rama, disebutkan bahwa seorang analyst dekat dengan aktivitas hitung menghitung, berhubungan dengan angka dan menganalisa data dimana bakat ini masuk ke dalam ranah kelompok cipta yang menggunakan otak kiri atas. Well, boleh dibilang kalau mau jujur, dulu semasa saya masih bersekolah mulai dari pendidikan dasar sampai menengah atas, pelajaran favorit saya semua tentang aktivitas hitung menghitung. Bahkan saat ini, ketika saya sudah menjadi dosen, kebetulan saya mengampu mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat, rumpun ilmu yang saya senang dan enjoy ketika mempelajarinya adalah segala sesuatu tentang angka di epidemiologi dan biostatistika. Sekarang ketika saya sudah mampu memilih apa yang saya sukai, saya merasa sangat nyaman dengan apa yang saya jalani ini. Mungkin berbeda dengan beberapa tahun silam, ketika saya merasa tidak enjoy menjalani masa kuliah saya karena saya adalah bagian dari generasi muda yang salah memilih jurusan, hahahaha….
EDUCATOR – Melihat dari katanya saja, tentu kita sudah bisa memahami bagaimana seorang educator itu. Ya, senang mengajar, menyampaikan, melatih ilmu atau keterampilan agar bisa dipahami oleh orang lain. Mungkin inilah yang secara tidak sadar mengantarkan saya untuk memilih profesi sebagai seorang akademisi. Ya, saya senang ketika saya harus berbagi ilmu dengan orang lain dan saya senang ketika orang lain tersebut bisa maju karena peran kecil saya yang membantunya untuk maju. Saya mencoba mengingat kembali ke masa lampau, dulu saya sering sekali bermain guru-guruan dimana saya berperan sebagai guru dan teman atau adik saya berperan sebagai murid. Ketika masuk masa sekolah menengah pun, saya sering ada di posisi membantu teman-teman yang kesulitan dalam beberapa mata pelajaran terutama mata pelajaran yang berhubungan dengan hitung menghitung. Ada teman yang bertanya, kamu gak takut nanti kalau mereka bisa mereka jadi lebih bagus nilainya dan posisimu di kelas akan turun rangking karena mereka sudah menyaingimu. Well, saya gak pernah berpikiran tentang persaingan lalu kemudian saya jadi pelit ilmu. Justru ketika saya berbagi informasi, secara tidak langsung saya terpacu untuk bisa mempelajari hal lain yang belum pernah saya pelajari, harus selangkah lebih maju. Begitu pikiran simple saya…
EXPLORER – Bakat ini termasuk dalam kelompok cipta yang lebih dominan menggunakan otak kiri bawah dan dekat dengan kegiatan melakukan penelitian terhadap suatu subjek untuk menemukan fakta-fakta, memperbaiki atau membuat teori. Lagi-lagi bakat ini saya rasakan cocok dengan apa yang saya alami sepanjang hidup saya. Karena dulu semasa kecil, salah satu cita-cita saya adalah menjadi seorang peneliti, hahaha… Inspirasi masa kecil adalah seorang Marie Curie. Jadi, dari dialah saya mencoba mengembangkan diri dan pernah memutuskan untuk mengambil jurusan teknik saat kuliah nanti. Walaupun pada akhirnya, dreams never come true, karena lagi-lagi saya adalah generasi muda yang memilih jurusan demi membahagiakan orang tua, hahaha… Tapi yang terjadi terjadilah, saya mencoba berdamai dengan kenyataan. Maka profesi akademisi yang dekat dengan kehidupan meneliti menjadi pilihan saya untuk aktualisasi diri. Walaupun bakat ini belum optimal saya rasakan, semoga kedepannya saya benar-benar bisa mengembangkan bakat ini sebaik-baiknya.
OPERATOR – Saya cukup kaget ketika hasil tes menunjukkan saya berbakat sebagai seorang operator dimana bakat ini membuat sesuatu baik itu mesin, peralatan, proses, sistem bisa berjalan dan beroperasi dengan optimal. Saya mencoba mengingat-ingat apakah dalam kehidupan sehari-hari memang saya cocok disebut sebagai si operator. Mungkin karena bakat ini belum terlalu berkembang di dalam diri saya jadi saya tidak terlalu mengenalinya. Tapi memang, ketika saya dihadapi dengan sebuah mesin atau peralatan saya termasuk tipikal orang yang senang menghadapinya apalagi jika barang tersebut adalah sesuatu yang baru bagi saya. Saya adalah pembaca manual book yang baik (sebenarnya) :p Hanya saja, sejak menikah, sepertinya selain kitchen gadget saya lepas tangan, pasrah pada suami karena saya berpikir “toh ada suami, kalau gak bisa nyala nanti tinggal panggil pak suami saja.” Hahaha… namun sekarang sejak kami berLDR ria, semua-semuanya harus bisa saya kerjakan sendiri. Bahkan secara tak disangka, saya sampai bisa mengganti regulator gas sendiri dengan segala keterbatasan yang ada pada kondisi darurat dan terpaksa tidak ada laki-laki dewasa di rumah yang bisa dimintai tolong.. Yah, mungkin kalau dalam kondisi terpaksa seperti itu saya baru bisa mengenali bakat ini, wkwkwkwk….
RESTORER – Saya baru tahu dari penjelasan Abah Rama kalau bakat ini ternyata dibutuhkan oleh seorang dokter saat bekerja. Ya, walaupun saya memutuskan untuk menjadi akademisi, namun sejak 3 tahun belakangan, saya memutuskan untuk kembali lagi pegang stetoskop dan duduk menghadapi pasien (profesi yang sejatinya tidak saya banget :D). Bakat ini tentu saja senang memperbaiki dan mengembalikan sesuatu agar dapat berfungsi seperti sediakala. Nah, kira-kira kebiasaan bersih-bersih agar segala sesuatunya tertata dan kembali ke lokasi semula sehingga di kemudian hari tidak bingung saat mencarinya bisa masuk ke bakat ini gak ya?? :p Yes, I am an OCD patient 😀 Saya termasuk orang yang sangat kompulsif sekali dengan keteraturan, kalau lihat suami dan anak-anak tidak mengembalikan sesuatu ke posisi semula maka jangan ditanya karena pasti saya akan ngomel-ngomel sambil merapikan semuanya seperti sebelumnya. So, for my husband who read this post, harap maklum ya kalau istrimu ini suka ngomel-ngomel untuk hal sepele yang menjadi tidak sepele, wkwkwkwk….
SERVER – Melayani orang lain sebagai pekerjaan ataupun tugas dengan tulus. Hmm…. saya juga bingung kenapa bakat ini bisa keluar. Jika dilihat dari penjelasannya mungkin yang lebih tepat adalah sifat mendahulukan orang lain. Sebenarnya saya tidak terlalu oke-oke sekali jika ditempatkan di garda terdepan yang langsung berhadapan dengan banyak orang. Saya kan orangnya pemalu, hahahahaha…..
STRATEGIST – Dari keseluruhan bakat di atas ternyata dominan penggunaannya dengan otak kiri. Baru yang ini menonjolkan kerja dari otak kanan atas. Di file pdf yang saya terima setelah mengikuti tes, disebutkan bahwa sifat ini memiliki intuisi dalam memilih jalan terbaik menuju tujuan. Nah, saya sempat mengakui di beberapa tugas NHW sebelumnya bahwa I am a good planner but I am not a good actor to execute those planner. Tapi kalau sifat ini khas pada leader, rasanya kok saya gak bakat-bakat sekali menjadi seorang pemimpin yang baik. Sifat ini menjadi catatan penting bagi saya untuk meningkatkan diri agar bisa mengoptimalkan sifat ini sebaik mungkin. Setidaknya untuk diri sendiri dan untuk anak-anak saya.
Wah, ternyata sudah panjang sekali ya tulisan ini. Semoga yang baca gak bosen 😀
Yuk mari kita lanjutkan sedikit lagi tentang potensi kelemahan yang saya dapatkan dari hasil tes temu bakat ini. And here they are administrator, journalist, marketer, mediator, motivator, seller, and tresury. Di poin kelemahan ini, jujur saya akui ini semua saya banget deh. Saya bukanlah seorang administrator yang handal terutama dalam urusan dokumentasi atau penyimpanan dokumen-dokumen maka bersyukurlah saya memiliki seorang suami yang berkebalikan dari saya. Urusan filling arsip penting urusan beliau, saya cuma tinggal bersih-bersih dan merapikan saja. Mirip-mirip dengan administrator, sifat journalist saya tidak berkembang dengan baik. Saya bukan orang yang hobi menulis atau menjurnalkan semua aktivitas saya. Lihat saja blog ini, kalau gak dibantu suami mengisi kontennya ya bakalan sepi banget. Hehehehe…. Lagi-lagi berkebalikan dengan suami, suami saya adalah seorang “jurnalis” handal. Sampai usianya yang sudah di atas kepala 3, dia masih setia dengan buku hariannya lho. Saya sampai takjub, beliau masih memiliki rekam jejak semua aktivitasnya lengkap. Bahkan sampai detail waktu pelaksanaannya. Maka saya sebagai istri yang pandai memanfaatkan situasi, maka jika saya membutuhkan mengingat sepenggalan memori di dalam kehidupan kami, maka saya akan membuka buku diarinya untuk mencari catatan memori tersebut. Nah, berikutnya marketer-mediator-motivator-seller, wah ini mirip-mirip lah ya aktivitasnya. Ya, oke saya memang berstatus sebagai seller, tapi kalau saya sebut, saya seller on-off. Kalau lagi semangat jualan ya mulai deh berpromo sana sini tapi kalau lagi gak semangat ya manyun aja di pojokan, hahaha… I realize the fact that i am not a good influencer 😀 And the last one, tresury, oh ini gak banget, saya paling jauh dan menghindar jika ada kerjaan atau aktivitas yang berhubungan dengan hal ini.
Dari hasil ini, saya mencoba membuat kuadran aktivitas SUKA dan BISA saya selama ini. Bismillah….