Salah satu resolusi yang “sengaja” untuk dicanangkan sejak awal tahun 2019 adalah lebih banyak membaca. Membaca apa? Tentu saja membaca apa saja yang bisa dibaca dan bermanfaat untuk dibaca π
Di penghujung 2018 yang lalu, saya coba evaluasi ulang terhadap target membaca saya. Rasanya semakin ke sini-sini keterampilan membaca saya kok semakin menurun ya. Hal ini jauh berbeda dengan dahulu kala di saat masih kecil sampai remaja dan semasa kuliah dimana keterampilan membaca saya sangat berkembang pesat. Permasalahannya adalah keterampilan membaca ini tidak sebanding dengan kecepatan saya untuk menumpuk buku di rumah π Yang sering terjadi adalah, saya masih rajin belanja buku, lalu kemudian bukunya belum tuntas terbaca semua tapi mereka sudah duduk manis di lemari buku. Ataupun terbaca tapi kecepatan membacanya udah menyamai siput. Satu buku dengan jumlah halaman standar saja seringnya butuh waktu berbulan-bulan untuk bisa diselesaikan.
Ya, suka tidak suka sepertinya memang frekuensi saya memegang gadget jauh lebih banyak daripada frekuensi saya bercengkerama dengan buku. Pada akhirnya, tetap saya, saya merindukan waktu-waktu seperti dulu dimana saya bisa duduk manis hanya berdua dengan buku selama berjam-jam tanpa diganggu gugat oleh aktivitas lainnya. Tapi ya manalah bisa ya kalau sekarang diminta untuk duduk manis seperti dulu lagi, hahahahaha…
Trus gimana dong?
Ya untuk itulah, i tried to made a self-commitment, push myself to read more and more books. Saya tidak membuat target yang tinggi seperti beberapa teman-teman saya yang book-freak yang pasang target 100 buku dalam satu tahun π± Cukuplah bagi saya 20 buku saja untuk tahun ini. Tapi semoga bisa lebih, Amiin…..
Why did I decide for only 20 books? Ya karena saya menyadari kemampuan diri, bahwa kecepatan membaca saya tidak seperti dulu lagi dan juga karena yang dibaca sudah berbeda banyak dengan dulu. Now, I am a nonfiction reader. Ntah kenapa sejak menikah, saya lebih suka membaca buku di lini nonfiksi. Bukan karena tidak suka dengan fiksi sih, saya masih baca buku fiksi kok, tapi tidak dominan, hanya kalau sudah merasa bosan dengan buku nonfiksi barulah saya beralih ke fiksi. Jadi, saya pikir 20 itu jumlah yang cukup jika saya menarget ke20 bukunya semua adalah nonfiksi π Oh iya, untuk reading challenge ini saya tidak memasukkan daftar buku referensi yang harus saya baca untuk kepentingan pekerjaan dan pengembangan ilmu. Karena memang gaya membaca saya untuk buku referensi berbeda dengan buku-buku non referensi. For reference book, I tend to read only some important parts or sections that I need to read. Biasanya juga, buku referensi ini cenderung akan saya baca kembali jika di kemudian hari saya membutuhkannya lagi. So, let’s make another challenge for reference book, I hope this year I can read minimum 5 reference book.
Nah, untuk membantu saya tetep keep my eye on my target, saya terbantukan oleh Goodreads. Ya, saya masih punya akun di Goodreads yang sudah lama mati suri. Sejak tahun lalu saya aktif kembali di sana, set my goal in the middle of 2018 then now set my goal for this year challenge. Kalau ada yang masih suka di Goodreads bolehlah add me as your friend.
Happy reading all! πππ
βThe more that you read, the more things you will know. The more that you learn, the more places youβll go.β β Dr. Seuss