Itulah serbat bagi orang dungu,
yang memakannya dan tersenyum dikulum.
Tanpa tanah dan tanpa benih,
Pohon Cinta Illahi tumbuh begitu saja dan terus tumbuh,
Sarat dengan sejuta buah bercahaya.
Kekasihku memetikkan agar aku mencicipinya.
Kisah tentang Cinta takkan pernah bisa diceritakan.
Saat kuredakan pikiranku dan memasuki hatiku,
Cinta Tuhan menjilat-jilat bagai kobar api dalam diriku.
Seluruh gagasan dan keyakinan lamaku
terbang laksana sekam ditiup angin.
Bukan karena apa pun adanya aku..
Bukan karena apa pun yang aku lakukan..
Melainkan karena Dia dan berkah dahsyat menakjubkanNya,
Yang lama kupelajari dari pelajaran Cinta
Datang dan pergiku berhenti sudah.
Pikiranku melebur dalam Maha Pikiran
Jangan suruh aku bicara lagi..
Kisah tentang Cinta takkan pernah bisa diceritakan.
*taken from Azzikra No. 39/4/2008
Kenapa setiap ada keterlambatan penerbangan dari kota lain maka itu akan berefek pada keterlambatan pada semua schedule penerbangan lainnya?
Apa karena jumlah pesawat yang beroperasi bener-bener abis-abisan alias penggunaannya bener-bener maksimal padahal jumlahnya tak seberapa, jadi yg namanya pake pesawat kudu ngantri?
Ataukah karena managemen penerbangan maskapai di Indonesia yang belum mumpuni?
Atau mungkin karena budaya Indonesia yg biasa jam karet sampai-sampai harus terbawa pada ranah industri penerbangan?
Atau ada hal lain yg menjadi alasannya?
Dan apakah hal semacam ini juga terjadi di negara-negara lain baik itu di negara maju atau negara yg masih sedang berkembang?
Any comment??
*yg lagi-lagi iseng sembari nunggu pak pilot mendaratkan pesawatnya..
Menunggu penerbangan yg delayed atau menunggu selama waktu transit di bandara sudah menjadi rutinitas pulang kampung yg harus saya jalani. Jadi ya.. nyantai aja deh,hehehe… Alhamdulillah ditemani beberapa buku yang menunggu saya untuk menuntaskannya dan communicator kesayangan sebagai pelepas jenuh. Sesekali mengobrol dengan sesama penumpang. Kebetulan hari ini saya berangkat bersama dengan salah satu graphic designer di stasiun televisi milik Ayah. Ada untungnya juga sih delayed begini, karena saya tidak harus menunggu cukup lama ketika transit di Sukarno-Hatta. Hehe..
*di tengah kejenuhan nunggu si pesawat yg blm nongol2 juga
Apa yang akan kau rasakan ketika sesosok lelaki yang sangat kau banggakan (ayah -red-) memintamu cucu? Pastilah tiap-tiap diri merasakan hal yang berbeda. Semua pasti punya jawaban masing-masing. Begitu pula dengan saya. Dulu ketika ayah pertama kali menyampaikan hal itu melalui telepon tanpa saya sadari bulir-bulir air mata berjatuhan dari mata saya. Untuk menutupi reaksi spontan itu saya menanggapi permintaan langkanya dengan candaan. Ayah pun kemudian menanggapinya dengan santai walaupun beliau masih tetap saja sampai telepon ditutup pun meminta saya untuk segera memberikannya cucu.
Ah ayah… Kenapa kau tiba-tiba meminta sesuatu yang luar biasa itu? Padahal di saat yang bersamaan anakmu ini masih sedang istirahat untuk memikirkan hal itu. Kenapa percakapan yang semula diawali dengan permohonan izin saya untuk menunda yudisium sarjana karena ingin memperbaiki nilai beberapa mata kuliah sembari menyelesaikan penulisan tugas akhir harus berakhir dengan permintaan itu. Ntah apa yang saat itu sedang ayah pikirkan. Ayah dengan suara khasnya pelan berkata, “Nak, kamu apa tidak lelah kuliah terus? Kalau kamu mikirin kuliah terus lha kapan kamu berkeluarganya? Ayah ingin kamu bisa segera kelar kuliah trus nikah dan ngasih ayah cucu. Ga apa-apa kok walau kamu masih koas. Ntar anakmu dititipin ama ayah aja. Biar di rumah rame. Ntar ayah yang jagain. Kamu koas aj, suamimu biar kerja aja. Kamu kan tau sendiri ayah sudah sakit begini. Kita ga pernah tau berapa lama lagi ayah ada. Ayah ingin sebelum ayah dipanggil Allah, ayah sempat main-main sama cucu kesayangan ayah.” Ya Rabb… Bagaimana mungkin air mata saya tidak menetes ketika saya harus mendengar sosok lelaki yang sangat saya sayangi ini mengatakan hal itu?
Ketika synaps-synaps diotakku tak lagi mampu menangkap respon sama sekali,
Ketika adrenalinku tak lagi mampu memacu jantung lebih berdebar lagi,
Ketika simpatisku tak lagi bisa membuat sensasi yang lebih dahsyat dan berulang kembali,
Ketika motorikku lumpuh seketika dan membuat tidak berdaya lagi,
Hanya satu…
Hanya itu…
Hanya itu yang kumau..
Pembuluh kolateralku tak berfungsi,
Pembuluh sarafku tak bisa mengkoordinasi organ-organ dalam tubuhku,
Pembuluh darahku tak bisa mengalirkan darah sebagaimana mestinya,
Pembuluh darah dijantungku tak bisa berkolaborasi dengan aortaku.
Hanya koma..
Hanya mati klinis..
Hanya batang otak yang masih berfungsi..
Tapi aku masih punya hati..
Alhamdulillah….
Ya Rabb..
Terimakasih buat istirahat semalam
Sehingga ketika ku buka mata pagi ini
Yang kulihat adalah sinar mentari yang baru
Seperti cintaMu yang selalu baru setiap pagi
Terimakasih buat hari yang indah ini
Karena Kau sudah beri hari yang baru untukku
Pulihkan hatiku dan berikan aku hati yang baru
Perbaharui roh dan bangkitkan semangatku
Untuk memulai hari ini…
Pimpin aku berjalan sepanjang hari ini
Agar aku tidak tersesat
Berikan aku senyumanMu
Supaya aku mendapat sukacita
Dan membaginya pada setiap orang yang aku temui
Berikan aku tutur indahMu
Dan aku akan bercerita tentang cintaMu
Juga jagalah pintu bibirku
Supaya aku tidak menceritakan keburukan orang lain
Berikan aku kebijaksanaanMu
Supaya aku senantiasa berpikir positif
Dalam setiap keputusan yang akan aku ambil
Berikan aku kekuatan dan konsentrasi dalam menuntut ilmu
Juga tubuh yang fit, untuk melalui hari yang ku tahu akan semakin mendaki
Terimakasih buat cintaMu
Yang selalu baru setiap pagi
Yang tak pernah pudar untukku
Selamat pagi, Ya Rabb…
Aku siap memulai hari ini bersamaMu,
Membawa hati nurani yang bening
Membawa naluri yang jernih
Mengabdi dan mengabdi tanpa menghitung jari
Tanpa menghitung peri kecuali segenggam niat suci menggumpal di hati
Untuk mengabdikan apa yang ku miliki
Amin Allahumma Amin….
#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#
* Puisi ini secara khusus ditulis oleh seorg mbak sbg hadiah “lagi2” bwt adek kecilny yg imut dan lucu ini *GloDakS!!
** Puisi ini saya jadikan puisi dalam lembar persembahan Tugas Akhir Puisi yg indah… Seindah yg menulisnya Jazakillah lagi y mbak…. Love U…
*** Syukron jg buat seorg kakak diutaranya yogyakarta terus sampe atas notok laut jawa (*hayah..) yg sdh mengingatkn saya ttg Asma wa ShifatNya Allah sehingga saya harus sedikit melakukan perubahan pd puisi yg asli.. InsyaAllah tdk mengubah maknanya… Syukron dah bantuin nyariin diksi kata yg pas sbg pengganti bbrp kata di dlm puisi ini...